Selalu ada hikmah dan kebaikan yang tersimpan dalam peristiwa yang terburuk sekalipun. Bagaimanapun juga roda kehidupan akan terus berputar. Kita semua adalah bagian dari roda tersebut yang suatu saat akan berada pada posisi terbawah (buruk). Di saat lain, kita akan menikmati posisi puncak kenikmatan dan kenyamanan dalam hidup. Kegagalan merupakan suatu proses menuju keberhasilan yang tertunda. Kegagalan adalah pembelajaran bagi kita untuk berusaha menjadi lebih baik di masa mendatang. Saya telah membuktikan kebenaran statement di atas. Mungkin bukan peristiwa terburuk, tetapi kebaikan memang selalu ada.
Di kantor, saya ditunjuk sebagai administrator dan operator program aplikasi Handkey -Suatu program/sistem kehadiran pegawai secara komputerisasi. Alat dan sistemnya sudah terlebih dahulu dipasang di kantor, tetapi belum ada petunjuk atau diklat tentang pengoperasiannya. Nah, rencananya, diklatnya akan diadakan di Jakarta. Lumayanlah, buat jalan-jalan, refreshing, dan menambah uang saku.
Setelah sekian lama menunggu -hampir sebulan, surat peserta diklat dari Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan datang juga. Memang nama saya muncul sebagai peserta, tapi ternyata diklat diadakan di sebuah hotel berbintang di kota Medan, bukannya di Jakarta seperti rencana awal. Hilanglah impian untuk melakukan perjalanan dinas ke ibukota. Tapi setelah dipikir-pikir, lumayan juga bisa menginap gratis tiga hari di hotel mewah, dapat jasa laundry gratis pula. Hihi…!!!
Memang, impian hanya tinggal impian, ternyata peserta dalam kota (Medan) tidak mendapat jatah kamar, yang lebih parah lagi, juga tidak mendapatkan uang transportasi. Oh my God, udah apes, tertimpa tangga pula! Apalagi terdengar isu kalau atasan saya juga akan mengikuti diklat yang sama, tetapi di Batam.
Selama tiga hari, saya dengan perasaan dongkol mengikuti diklat tersebut. Saking dongkolnya, sewaktu ada sesi tanya-jawab dan diskusi, saya ’serang’ pengajarnya dengan membeberkan kelemahan-kelemahan sistem dan dampak negatifnya pada kami sebagai operator (sebelumnya, saya udah otak-atik dan mempelajari sistemnya terlebih dulu, makanya sedikit paham). Kontan aja, beliau kelabakan meminta saya secara khusus untuk tidak membeberkannya di forum. Dengan janji akan memperbaiki sistem dan alatnya secepat mungkin.
Mungkin atasan dan teman-teman saya di kantor sudah mengerti dan merasa ada sesuatu yang salah dengan diri saya. Akhirnya diputuskan kalau saya dapat jatah bertugas dua kali ke luar kota berturut-turut, ke Tanjungbalai dan Sibolga, walaupun masih dalam wilayah provinsi Sumatera Utara. Total seminggu lebih saya berada di luar kota. Lumayanlah, walaupun hanya kota kecil.
Itu baru salah satu hikmah dan kebaikan di balik cerita kegagalan saya. Sebaliknya, saya sukses menjalani prosesi sidang dan wisuda dari kampus (baca juga blog saya berjudul : ARISANDY JOAN HARDIPUTRA, S.E.). Bukan hanya itu, setelah diadakan assesment (tes/ujian) pegawai untuk kantor baru, saya dinyatakan lulus. Kok sudah jadi pegawai, masih harus dites lagi? Wah, kantor baru ini akan ditempati oleh pegawai-pegawai pilihan. Semua menggunakan sistem teknologi informasi yang lebih canggih dibandingkan dengan kantor lama saya. Yang lebih penting lagi, semua pegawai di kantor baru nantinya berhak mendapat tunjangan penghasilan yang lebih besar. Insya Allah, awal tahun 2009, kantor ini diresmikan sebagai salah satu Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ‘Percontohan’. KPPN adalah unit yang melayani satuan kerja (satker) yang menggunakan dana APBN. Mungkin bisa dibilang, KPPN adalah penentu apakah suatu kegiatan/proyek/belanja bisa dibiayai dengan menggunakan dana APBN. Lalu, apa perbedaan antara KPPN konvensional dengan KPPN percontohan? KPPN percontohan memiliki staf SDM yang dianggap lebih kompetitif dari segi teknologi informasi, penguasaan tugas, dan kepribadian. Karena itu untuk menjadi pegawai KPPN percontohan, semua pegawai di lingkup Ditjen Perbendaharaan harus melalui tes/assessment terlebih dahulu. Maka jangan heran jika kebanyakan pegawai KPPN percontohan adalah para alumni Program Diploma Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), yang diharapkan akan memenuhi kuota pegawai Depkeu dalam waktu beberapa dekade mendatang.
Pegawai pada KPPN percontohan diharapkan bisa menjadi agent of change dalam bidang keuangan negara. Perubahan dalam hal apa? Tentu saja reformasi birokrasi Departemen Keuangan R.I.
Sejak era pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu, pemerintah bertekad kuat mensejahterakan rakyatnya dan memajukan negara ini, salah satu yang vital adalah dalam hal pemberantasan korupsi. Salah satunya melalui reformasi birokrasi pada kementerian negara/lembaga. Nah, sebagai langkah awal sekaligus sebagai eksperimen tentang berhasil atau tidaknya reformasi birokrasi, pemerintah terlebih dahulu menerapkannya pada Departemen Keuangan yang dianggap sebagai instansi yang paling vital karena terkait langsung dengan bidang keuangan/finansial negara. Jika berhasil pada Depkeu, maka diharapkan akan sukses juga mengubah wajah birokrasi pada kementerian negara/lembaga yang lain.
Untuk mewujudkan ekspektasi yang begitu tinggi ini, Departemen Keuangan melalui Menteri Keuangan -Sri Mulyani Indrawati, mempunyai beberapa cara untuk mewujudkan reformasi birokrasi. Salah satunya dengan menerapkan sistem remunerasi baru menggunakan peringkat jabatan (job grade). Masing-masing unit eselon I Depkeu juga mempunyai kebijakan sendiri dalam hal reformasi birokrasi, misalnya Ditjen Pajak yang menerapkan Sunset Policy dan terlebih dahulu mendirikan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya. Ditjen Bea Cukai mendirikan Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea & Cukai. Lalu disusul dengan Ditjen Perbendaharaan yang mendirikan KPPN Percontohan. Semua pegawai harus melalui proses assessment untuk dapat menjadi pegawai pada kantor-kantor tersebut.
Semoga ini menjadi ‘batu pijakan’ saya selanjutnya menuju kesuksesan karir yang lebih tinggi. dan bukan akhir dari cerita keberhasilan saya… Amin! Jalan kehidupan Insya Allah masih panjang, masih banyak lagi yang ingin & belum sempat saya raih. Wish me luck… terima kasih sebelumnya!
Salam,
http://cecen.blog.friendster.com/tag/kegagalan/
No response to “Kegagalan”
Posting Komentar